Monday, June 11, 2007

tujuan berfilsafat (bahan kuliah)

ok

TUJUAN FILSAFAT

Tujuan pendek dan langsung segenap ilmu ialah menyadarkan manusia akan pelbagai masalah yang terungkap dalam ilmu tersebut, dan memuaskan dahaga kodratinya untuk memahami kebenaran. Pasalnya, salah satu naluri paling dasar manusia adalah naluri mencari kebenaran atau keingintahuan yang tak berhingga dan tak terpuaskan. Pemuasan nisbi atas naluri ini akan memenuhi salah satu kebutuhan jiwa. Walaupun tidak semua individu mempunyai naluri ini dalam tingkat yang sangat aktif dan penuh gelora, ia tidak pernah sepenuhnya lenyap dan hilang.

Pada galibnya, setiap ilmu mempunyai pelbagai manfaat dan dampak tidak langsung dan berperantara atas kehidupan material dan spiritual manusia. Umpamanya, ilmu-ilmu alam memudahkan pemanfaatan alam dengan lebih besar dan meningkatkan kesejahteraan jasmani manusia, dan ia tersambung pada kehidupan alarm dan hewani manusia dengan satu perantara. Matematika memiliki dua perantara untuk mencapai tujuan­tujuan seperti di atas, kendatipun dengan cara lain ia bisa memengaruhi kehidupan spiritual dan dimensi maknawi manusia. Yaitu, saat matematika berkelindan dengan soal-soal filsafat, ketuhanan, dan penghayatan gnostis (`irfaniyyah) hati, dan saat ia membeberkan gejala-gejala alam sebagai imbas keteraturan, keagungan, kebijaksanaan, dan kasih-sayang Ilahi.

Hubungan dimensi-dimensi spiritual dan maknawi manusia dengan ilmu-ilmu kefilsafatan lebih dekat ketimbang hubungannya dengan ilmu­ilmu alam. Bahkan, ilmu-ilmu alam berhubungan dengan dimensi maknawi manusia melalui perantaraan ilmu-ilmu kefilsafatan. Hubungan tersebut paling tampak dalam teologi, psikologi filosofis, dan etika. Demikian itu karena filsafat ketuhanan (teologi) memperkenalkan kita kepada Tuhan, Sang Mahabesar, sifat-sifat keindahan dan keagungan-Nya dan mem­persiapan kita untuk berhubungan dengan sumber pengetahuan, kekuasaan, dan keindahan yang tak berhingga. Psikologi filosofis memudahkan kita untuk mengetahui ruh beserta sifat-sifat dan ciri-cirinya dan menggugah kesadaran kita terhadap esensi (jauhar) kemanusiaan. la memperluas cakrawala pandang kita terhadap hakikat diri kita, mengajak kita untuk melampaui alam fisik dan sekat-sekat ruang serta waktu. Juga, memahami kita bahwa hidup manusia tidaklah terbatas dan terkungkung pada kerangka kehidupan duniawi dan material yang sempit dan gelap. Etika dan akhlak menjabarkan pola-pola menyucikan dan menghiasi kalbu serta menggapai kebahagiaan abadi dan kesempurnaan puncak.

Dalam rangka memperoleh semua pengetahuan tak terkira itu, sejumlah masalah dalam epistemologi dan ontologi mestilah dipecahkan trrlebih dahulu. Oleh karena itu, filsafat pertama adalah kunci untuk membuka perbendAharaan tak terkira dan tak tertandingi yang menjajakan kcbahagian dan keuntungan abadi tersebut. Itulah akar yang diberkahi dari "pohon yang baik". Setiap saat ia membuahkan beraneka kebajikan spiritual dan intelektual serta kesempurnaan spiritual dan Ilahi yang tak ada habis-habisnya.a Dengan demikian, ia berperan sangat besar dalam menyiapkan landasan bagi kesempurnaan dan kekemuncakan manusia.

Selain itu, filsafat juga membantu manusia menghalau was-was setan din menampik gelenyar materialisme dan ateisme; menjaganya dari pe­nyimpangan berpikir dan macam-macam jerat yang menjatuhkan; melin­dunginya dengan Senjata pamungkas di arena adu gagasan dan membuatnya mampu membela pandangan-pandangan dan aliran-aliran yang benar sekaligus menyerbu dan membidas pandangan-pandangan dan aliran aliran yang keliru dan tidak sehat.

Demikianlah, selain dengan unik berperan positif dan membangun, filsafat juga berperan tak tertandingi bagi pertahanan dan penyerangan. Pengaruhnya sungguh kuat dalam penyebaran budaya Islam dan peng­gusuran budaya-budaya lainnya.

No comments: