Monday, July 2, 2007

Belajar Filsafat dari Ali as.

Belajar Filsafat dari Ali as.

http://iwans.wordpress.com

Ditulis dalam Kajian pada 10:24 pm05 oleh iwan

Suatu hari Kumail bin Ziad bertanya kepada Ali as. : wahai Amirul mukminin! Definisikanlah kepadaku pengertian nafs, sehingga aku mengetahuinya.

Ali as. berkata : wahai Kumail! Nafs yang mana yang engkau maksudkan ?

Kumail berkata : wahai tuan ! apakah nafs itu lebih dari satu ?

Ali as. berkata : wahai Kumail ! nafs memiliki empat bagian; nafs naami nabati, hissi hayawani, natiqi al-qudsi dan kulli al-ilahi. Setiap dari nafs tersebut memiliki
lima quwwah dan dua ciri khas.

  1. Nafs naami nabati; dengannya mansuia bisa tumbuh dan berkembang. Nafs ini memiliki
    lima quwwah :
    1. Quwwah Maasikah, kekuatan yang menjaga manusia dari penyakit dari luar.
    2. Quwwah Jaadzibah, kekuatan untuk menarik bahan-bahan makanan dan minuman.
    3. Quwwah Haadhimah, kekuatan untuk mencerna makanan dalam percernaan.
    4. Quwwah Daafi’ah, membuang bahan-bahan yang tidak diperlukan oleh tubuh.
    5. Quwwah Murbiah, kekuatan untuk membimbing badan dan menyebarkan makanan ke seluruh tubuh.

Nafs ini memiliki dua cirri khas, yaitu terlalu extrim dalam kekurangan dan kelebihan. Kekuatan ini bersumber dari jantung manusia dan nafs ini lebih dekat dengan nafs pada hewan.

  1. Nafs Hissi Hayawani; atau nafs mahsus (indra) dan memiliki
    lima quwwah:
    1. Quwwah Saami’ah, kekuatan untuk menangkap suara.
    2. Quwwah Baashirah, kekautan untuk menangkap dan mencerna bentuk serta warna.
    3. Quwwah Syaammah, kekuatan untuk mencerna bau dan membedakan antara bau-bauan.
    4. Quwwah Dzaaiqah, kekuatan untuk mencerna rasa.
    5. Quwwah Laamisah, kekuatan untuk meraba dan merasa lembut atau kasar, panas atau dinginnnya suatu benda.

Nafs ini memiliki dua cirri khas, yaitu ridha ( daya tarik ) dan ghadzab ( daya tolak ) yang bersumber dari hati.

  1. Nafs Nathiqi Qudsi, nafs ini memiliki liam quwwah;
    1. Quwwah Tafakkur, kekuatan untuk membedakan yang baik dan yang buruk, serta mampu menganal akibat dari keduanya.
    2. Quwwah Dzikr, kekuatan untuk mengenal dan merasakan wujud Tuhan. Nafs ini juga memiliki kekuatan mengingat sesuatu.
    3. Quwwah ilmi, kekuatan yang membawa manusia kepada derajat ilmu dan ruhani yang tinggi.
    4. Quwwah Hilmi, kekuatan ini adalah hasil dan faedah yang di dapat dari kekuatan ilmu.
    5. Quwwah tanpa batas, yaitu keagungan dan kebesaran yang diraih dari kekuatan ilmi dan kekuatan hilmi. Kekuatan ini tidak muncul dari sesuatu apapun dan lebih dekat dengan nafs para malaikat.

Nafs inimemiliki dua cirri khas, suci dan hikmah. Oleh karenanya Nafs Nathiqah terlepas dari segala keburukan/kekotoran dan hanya melihat hakekat dan Tuhan, perbuatan ( yang bersumber dari Nafs ini ) selalu bersih dan ucapannya pun selalu mengandung hikmah.

  1. Nafs Kulli Ilahi, yairu pancaran dari cahaya ketuhanan, dan nafs inipun memiliki
    lima Quwwah:
    1. Baqa fil Fana, selalu di jalan Tuhan sampai ia menemukan baqa (keabadian ) dan meraih wujud.
    2. Ni’mat fil usrat, walau dalam penderiataan dan bencana ia selalu bahagia dan merasa dirinya penuh dengan kebahagiaan.
    3. Izzah fi dzillah, kedudukan yang sangat tinggi yang tidak bisa diraih oleh semua orang.
    4. Faqr fi fana, ketika ia tidak butuh kepada yang lain dan hanya butuh kepada Haq Ta’ala.
    5. Shabr fil bala, dalam keadaan sangat menderita ia selalu sabar dan tidak pernah menuntut serta menentang Tuhan. Ini adalah cirri-ciri para nabi dan para washi mereka.

Nafs ini memiliki dua cirri khas, pertama lembut dan sabar, kedua mulia dan jiwa besar. Nafs inilah yang bersumber dari Tuhan, seperti apa yang disabdakan oleh-Nya: “ dan kami hembuskan dari ruh-Ku “. Dan akan kembali kepadaNya seperti firmannya : “ wahai nafs muthmainnah ( jiwa yang tenaang ) kembalilah kepada Tuhanmu dengan keadaan ridha dan diridhoi “.

Tuhan meletakkan akal diantara nafs-nafs ini sehingga tidak ada diantara mereka yang berkata dan berbuat yang tidak masuk akal serta tidak sesuai dengan akal. ( Majma’ al-bahrain-fakhrudin tharihi, Kasykul Syekh Bahai jilid 1 hal.495 dan Danisyman-e-buzurg-Dzabihullah Mahallaati hal. 367 )

No comments: